FOUR
HANDED DENTISTRY
ERGONOMI
KERJA
OLEH
:
BAIQ
WAHYU SKARDINI
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi
saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada
berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan
penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai
jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila
kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.
Hal ini tidak akan
terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan
para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit
akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat
kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua piha dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja
dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka.
Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Dental ergonomi juga bertujuan untuk
memberikan keselesaan kepada dokter gigi saat bekerja. Dokter gigi mungkin
menderita musculoskeletal disorder yang berhubungan dengan kerja atau
work-related musculoskeletal disorder (WMSDs).
DENTAL
ERGONOMI
A.
DEFINISI
Dalam bahasa Yunani, "Ergo," berarti kerja dan "Nomos," berarti hukum-hukum alam atau sistem. Ergonomi, karena itu, adalah ilmu terapan
yang bersangkutan dengan merancang
produk dan prosedur untuk
efisiensi maksimum dan keselamatan. Ergonomi memodifikasi alat
dan tugas untuk memenuhi kebutuhan orang-orang, daripada memaksa orang
untuk mengakomodasi tugas atau
alat.
Ergonomi juga merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Ergonomi juga merupakan sains yang
berhubungan dengan interaksi antara manusia dengan lingkungan kerja mereka.
Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Oleh itu, dental ergonomi merupakan pengetahuan yang
mempelajari tentang operator dan linkungan pekerjaannya agar tidak menimbulkan
kelelahan, ketakutan dan kebosanan pasien. dental ergonomi juga termasuk desain
kursi yang khusus khas untuk dokter gigi agar postur badan yang neutral tetap
dapat dipertahankan.
B.
SEJARAH
ERGONOMI
Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi
aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya.
Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:
1.
C.T.
Thackrah, England, 1831
Trackrah adalah seorang dokter dari
Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama
Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja
yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat kerjanya. Ia
mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan.
Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi
dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta
pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan
iritasi indera penglihatan.
2.
F.W.
Taylor, U.S.A., 1989
Frederick W. Taylor adalah seorang
insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang
terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.
3.
F.B.
Gilbreth, U.S.A., 1911
Gilbreth juga mengamati dan
mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan
dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang diterbitkan pada
tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan
mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable).
4.
Badan
Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatigue Research Board),
England, 1918
Badan ini didirikan sebagai
penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama.
Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat dengan jam kerja
per hari-nya yang menurun.
5.
Mayo
dan teman-temannya, U.S.A., 1933
Elton Mayo seorang warga negara
Australia, memulai beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya
adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti pencahayaan
dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja
pada unit perakitan.
6.
Perang
Dunia Kedua, England dan U.S.A.
Masalah operasional yang terjadi
pada peralatan militer yang berkembang secara cepat (seperti misalnya pesawat
terbang). Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan dan identifikasi
utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat peraga (display), handel
pembuka, ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain
pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan
pengaruhnya pada kinerja operator.
7.
Pembentukan
Kelompok Ergonomi
Pembentukan Masyarakat Peneliti
Ergonomi (the Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949
melibatkan beberapa profesional yang telah banyak berkecimpung dalam bidang
ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi
pada Nopember 1957. Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International
Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di
Amerika pada tahun yang sama.
Diketahui pula bahwa Konperensi
Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini
mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The
Ergonomics Society of Australian and New Zealand).
C.
TUJUAN
ERGONOMI
1. Untuk mendapatkan hasil yang optimal
pada pekerjaan dokter gigi. hal ini dapat dicapai dengan mengausai pengetahuan
dan teknik kerja.
2. Menghemat waktu. Dengan menguasai
urutan kerja dan prosedur, dokter gigi dapat berkerja secara efisien dan cepat
tanpa ragu-ragu dan ini dapat menghematkan waktu dalam perawatan.
3. Untuk bekerja secara efisien.
Efisiensi kerja dapat ditingkatkan dengan cara meletakkan peralatan dan bahan
disusun secara berurutan dengan tahap prosedur kerja yang dilakukan. Supaya
dokter gigi dapat bekerja dengan nyaman. Hal ini dapat dicapai dengan cara
meletakkan dental chair, meja peralata, lampu serta posisi operator dan
asistennya.
4. Untuk mendapatkan kepercayaan dari
pasien. kerja yang efisien dan kenyamanan pasien akan memberikan rasa
kepercayaan pasien kepada dokter gigi dan membina hubungan yang positif antara
pasien dengan dokter gigi.
D.
PRINSIP ERGONOMI
1.
Eliminate
yaitu mengurangi alat-alat dan
gerakan yang tidak perlu
2.
Combine
yaitu mengabungkan dua alat atau
gerakan yang lebih
3.
Rearrange
yaitu mempersiapkan alat-alat,
prosedur dan jadwal yang baik
4.
Simplify
yaitu menyederhanakan alat-alat dan
prosedur
E.
METODE ERGONOMI
1.
Diagnosis,
dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran
lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana
sampai kompleks.
2.
Treatment,
pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3.
Follow-up,
dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan
, sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk
yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
F.
FAKTOR
RESIKO ERGONOMI DALAM KEDOKTERAN GIGI
Dental
ergonomi juga bertujuan untuk memberikan keluasaan kepada dokter gigi saat bekerja. dokter gigi mungkin menderita musculoskeletal
disorder yang berhubungan dengan
kerja atau work-related
musculoskeletal disorder (WMSDs). Tanda dan gejala dari WMSD adalah:
1. Leher sakit pada waktu malam
2. Punggung berasa kaku pada waktu pagi
3. Pergelangan tangan sakit
4. Rasa kebas pada jari
Salah satu tipe WMSD adalah Sindrom Karpal Tunnel. Sindrom
ini terjadi akibat kompresi pada nervus median yang bermula dari pleksus
brachial yang menginervasi jari tangan. Etiologi dari sindrom ini adalah
pergerakan yang berulang atau aspek lain dari postur tubuh yang kurang baik.
oleh itu, ergonomi penting dalam mempertahankan postur badan yang neutral
ketika operator duduk pada praktek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi
neutral adalah sedikit lebih kurang dari 90˚ untuk kepala, tubuh, lengan dan
paha yang merupakan posisi yang paling baik.
Gambar 1: menunjukkan bagian pada tangan
yang diinervasi pleksus branchial yang akan terpengaruh apabila menderita
Sindrom Karpal Tunnel
|
Gambar 2: menunjukkan proses injuri
sel syaraf pada Sindrom Karpal Tunnel
|
Untuk bagian Leher dan Bahu. Resiko dapat terjadi
karena gerakan leher dan lengan
berulang terus menerus dan gerakan tangan yang mempengaruhi leher dan bahu berhubungan dengan WMSDs pada leher.
Rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada bagian belakang bawah berkaitan
dengan perawatan gigi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa postur
duduk
yang baik berkorelasi negatif dengan nyeri punggung.
Lebih dari 80% dokter gigi yang
memilih
posisi duduk dilaporkan
lebih sering mengalami sakit punggung, dibandingkan mereka yang lebih sering memilih
posisi berdiri.
Untuk faktor psikososial, Dokter Gigi yang pekerjaannya berhubungan dengan WMSDs menunjukkan kecenderungan yang signifikan untuk merasa
tidak puas di tempat kerja dan lebih
terbebani oleh kecemasan dan merasa kurang percaya diri dengan
pekerjaan mereka kedepan.
G.
PENCEGAHAN
WMSDs PADA DOKTER GIGI
Masalah ergonomi dalam kedokteran gigi dapat dikurangi
dengan menerapkan berbagai strategi. Dokter gigi juga harus melakukan latihan
khusus untuk bagasi dan korset bahu untuk meningkatkan kesehatan dan integritas
dari kolom tulang belakang; latihan peregangan untuk tangan dan kepala &
leher; mempertahankan postur kerja yang baik; mengoptimalkan fungsi lengan dan
tangan, dan mencegah cedera. Latihan berikut ini dapat dipraktekkan dan dilakukan oleh
dokter gigi secara teratur untuk mencegah WMSDs.
1.
Latihan Penguatan Tubuh
Dalam posisi duduk, memanjangkan satu kaki ke depan; tekuk dan regangkan tangan sejauh mungkin tanpa menekuk lutut
(Gambar 3a); ulangi dengan kaki lainnya. Regangkan satu kaki dan menempatkan
kaki lainnya selama kaki membentang; berbalik sejauh mungkin tanpa mengubah
posisi kaki (Gambar 3b); ulangi pada sisi yang lain.
Gambar 3a
|
Gambar 3b
|
2.
Latihan Tangan
Perlahan-lahan membuka dan menutup tangan dari posisi
benar-benar terbuka (Gambar 4a), untuk posisi benar-benar tertutup (Gambar 4b),
yang berakhir dengan jari-jari Anda dimasukkan ke telapak tangan; tekan telapak
tangan Anda bersama-sama dan kemudian regangkan kembali (Gambar 4c) ; tarik perlahan dan rilekskan setiap jari pada setiap tangan secara terpisah (Gambar
4d); silangkan pergelangan kemudian dengan lembut dan rilekskan (Gambar 4e).
Gambar 4b
|
Gambar 4e
|
Gambar 4d
|
Gambar 4c
|
Gambar 4a
|
3.
Leher Latihan
Lemaskan bahu dan menyelipkan dagu ke leher (Gambar 5a),
kemudian mengangkat bagian belakang kepala (Gambar 5b); kepala miring ke
samping seolah-olah mencoba menyentuh telinga ke bahu (Gambar 5c); ulangi pada
sisi lain.
Gambar 5c
|
Gambar 5b
|
Gambar 5a
|
4.
Latihan
Punggung
Santaikan leher, condongkan badan ke bawah perlahan-lahan lalu biarkan lengan dan kepala jatuh di antara kaki (Gambar 6a);
diamkan untuk sementara waktu; mengangkat perlahan hingga otot perut berkontraksi
dan condongkan badan ke belakang secara
msksimal (Gambar 6b).
Gambar 6a
|
Gambar 6b
|
5.
Latihan Bahu
Gambar 7
|
H.
BAGIAN-BAGIAN
ERGONOMI
1.
Visual
Ergonomi
Surgical loupe yang dapat
disesuaikan sudut deklinasi mata dapat memberikan postur leher yang baik dan
sebagai pembantu visual. Apabila prosedur yang dikerjakan berubah, sudut deklinasi
dapat disesuaikan untuk mengakomodasi operator. Kemampuan untuk menyesuaikan sudut
deklinasi menghindari kesakitan mata, leher dan punggung. Kebanyakan dokter
gigi mengatakan bahwa tidak membutuhkan magnifikasi (pembesaran) karena
penglihatan mereka baik. tetapi, dengan penglihatan yang baik, kita cenderung
untuk membengkok bila melihat objek yang kecil sehingga dapat menyebabkan
postur tubuh yang kurang baik. Sehingga illuminasi harus sejajar dengan garis
penglihatan operator.
Gambar 8: menunjukkan kepentingan
menggunakan surgical loupes. Apabila melihat objek yang kecil, operator
cenderung untuk membengkok ke depan dan menyebabkan rasa sakit pada punggung
|
2.
Cara
Duduk dan Desain Kursi
Apabila medulla spinalis tidak dipertahankan pada kurva yang
aslinya, mungkin akan terjadinya sakit pada bagian bawah punggung, leher dan
bahu. cara duduk dengan sudut pada sendi paha kurang lebih 45˚ dan paha dalam
posisi yang abduksi dapat mengeliminasi kebanyakan risiko musculoskeletal
disorder yang berhubungan dengan waktu duduk yang lama. Pelvis harus pada
keadaan yang stable dengan orientasi yang tegak untuk mempertahankan kurva
spinalis yang neutral. Telapak kaki harus rata pada lantai dan paha dalam
keadaan terdukung dan memberikan dukungan kepada tubuh. Hal ini dapat
menghindari hambatan terhadap sirkulasi darah ke kaki dan telapak kaki.
Kursi saddle dapat memberikan posisi yang tegak ketika
operator duduk. Desain dari kursi saddle dapat mempertahankan medulla spinalis
pada susunan yang benar sehingga rasa sakit pada punggung dapat dikurangi
dengan tekanan yang minimal pada diskus vertebra.
Gambar 9: menunjukkan desains dari kursi
untuk operator yang dapat memberikan posisi yang tegak ketika operator
duduk agar medulla spinalis dapat dipertahankan dalam posisi yang neutral
|
1. Ketika
melihat lurus ke depan, garis pandang membentuk garis horizontal
2. Ketika
bekerja dengan ketepatan yang tinggi, garis pandang membentuk sudut 800
dari garis horizontal
3. Paha
sedikit menurun dan kaki bagian bawah di posisi vertikal
|
3.
Cara
Memegang Instrument
Cara memegang instrumen tangan atau instrumen rotatori
adalah modified pen grasp. Cara alat \dipegang adalah dengan menggunakan jari
tengah, jari telunjuk, dan ibu jari. Jari telunjuk dan ibu jari berada
berdekatan dengan gagang alat pada sisi yang berseberangan, sedangkan jari
tengah berada di atas leher alat. Jari telunjuk ditekuk pada ruas kedua dan
berada di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat. Ibu jari ditempatkan
di antara telunjuk dan jari tengah pada sisi yang berseberangan. Dengan posisi
ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod yang akan mencegah terputarnya
alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu instrumentasi.
Selain itu, keuntungan dari cara pemegangan instrumen ini adalah dimungkinkan
sensasi taktil oleh jari tengah yang diletakkan di atas leher alat
4.
Tumpuan
dan Sandaran Jari
Tumpuan dan sandaran jari adalah menunjukkan penempatan jari
manis dari tangan yang memegang alat baik secara intra-oral atau ekstra oral
untuk dapat mengkontrol kerja alat dengan lebih baik. sandaran jari digunakan
untuk memperbesarkan aksi instrumen dan dengan memperbesarkan instrumen akan
menjadi pengungkit. Dengan cara demikian, aplikasi tekanan akan bertambah baik
dan stabilisasi alat semakin terjamin. Pergelangan tangan dan lengan operator
berperan sebagai tuas yang merupakan suatu kesatuan dengan tumpuan. Sandaran
jari bisa intra oral atau ekstra oral. Sandaran intra oral berupa;
a) Konvensional. Jari manis bersandar
pada permukaan gigi tetangga dari gigi yang diinstrumentasi. Cara ini paling
sering digunakan.
b) Berseberangan. Jari manis bersandar
pada permukaan gigi yang berseberangan pada lengkung rahang yang sama.
c) Berlawanan. Jari manis bersandar
pada permukaan gigi di lengkung rahang yang berlawanan.
d) Jari di atas jari. Jari manis
bersandar di atas telunjuk ibu jari tangan yang tidak bekerja.
Gerak Pergelangan Tangan dan Lengan
Pada waktu instrumentasi,
pergelangan tangan dan lengan bawah harus menyatu dengan alat dan tumpun supaya
pekerjaan dapat dilakukan secara efisien. Gerakan pergelangan tangan dan lengan
haruslah mulus dan efisien. kadang-kadang pergelangan tangan terpaksa
ditekukkan, namun otot-otot telapak tangan dan lengan bawah meregang dan
bergerak sebagai satu unit. Instrumentasi dengan menekukkan pergelangan tangan
atau dengan gerak jari ke atas dan ke bawah akan menyebabkan cepat lelah dan
instrumentasi tidak efektif. Selain itu, instrumentasi dengan menekukkan
pergelangan tangan atau gerak jari saja akan menyebabkan Sindrom Karpal Tunnel
dan inflamasi pada ligamen dan saraf pergelangan tangan.
5.
Posisi Pasien
Posisi pasien mempengaruhi kemampuan operator untuk bekerja
secara nyaman dan efisien. untuk instrumentasi, kursi dental ditidurkan agar
pasien bersandar pada posisi telantang dengan kepala terdukung. Kursi diatur
sehingga pasien hampir sejajar dengan lantai dan punggung kursi sedikit
dinaikkan. Kepala pasien harus berada dekat puncak sandaran kursi. Posisi
pasien pada perawatan kwandran kiri dan kanan rahang atas harus sehorizontal
mungkin. Manakala perawatan pada kwandran kiri rahang bawah, pasien harus
berbaring di krusi dengan posisisandaran krusi 30˚ dari bidang horizontal.
Untuk kwandran rahang bawah, pasien harus berbaring dengan sudut 40˚ dari
bidang horizontal.
Gambar 11: menunjukkan
posisi pasien pada perawatan kwandran kiri dan kanan rahang atas yang
berbaring sehorizontal mungkin
|
Gambar 12: menunjukkan posisi pasien
yang berbaring 30˚ terhadap bidang horizontal pada perawatan kwadran kiri rahang
bawah.
|
Gambar 13: menunjukkan posisi pasien yang berbaring
dengan sudut 40˚ terhadap bidang horizontal pada perawatan kwandran kanan
rahang bawah.
|
Posisi operator
bervariasi tergantung pada sisi mana instrumentasi dilakukan. Posisi operator dikaitakan
dengan arah jarum jam. Posisi pukul 8 –
12 adalah posisi bagi operator normal, sedangkan posisi pukul 12 –
4 adalah posisi bagi operator kidal. Tabel di bawah menunjukkan posisi operator
yang bukan kidal pada waktu melakukan perawatan pada pasien.
Rahang
|
Sisi
|
Posisi
|
Maksila
|
Labial anterior
|
8.00 – 9.00 atau 11.00 – 12.00
|
Palatal anterior
|
8.00 – 9.00 atau 11.00 – 12.00
|
|
Bukal kanan
|
9.00
|
|
Palatal kanan
|
9.00 – 11.00
|
|
Bukal kiri
|
9.00 – 11.00
|
|
Palatal kiri
|
9.00
|
|
Mandibula
|
Labial anterior
|
8.00 – 9.00
|
Lingual anterior
|
11.00 – 12.00
|
|
Bukal kanan
|
8.00 – 9.00
|
|
Lingual kanan
|
9.00 – 11.00
|
|
Bukal kiri
|
9.00 – 11.00
|
|
Lingual kiri
|
8.00 – 9.00
|
Clock Concept
|
Dalam
konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona kerja
disekitar. Dental Unit yang disebut Clock Concept. Bila kepala
pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien,
maka arah jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam
4 disebut Assisten’s Zone,arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone.
Kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai
tempat pergerakan dokter gigi. Transfer Zone adalah daerah tempat alat
dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan perawat gigi. Operator’s
Zone sebagai tempat pergerakan dokter gigi. Static Zone adalah
daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun perawat gigi serta tidak terlihat
oleh pasien, zona ini untuk menempatkan meja instrumen bergerak (Mobile
Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat
takut pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan perawat
gigi, pada dental unit di sisi ini dilengkapi dengan semprotan air/angin dan
penghisap ludah, serta Light Cure Unit pada Dental Unit
yang
lengkap.
6.
Tata Letak Penempatan Alat
Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter gigi,
tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan
kenyamanan bagi dokter gigi, perawat gigi, berserta pasiennya ket ika proses
perawatan dilakukan. Ukuran minimal ruang perawatan untuk satu Dental Unit adalah
2,5 X 3,5 meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental Unit,
Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang lain
dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien
yang sedang dirawat. Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan
adalah terhadap Dental Unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat
direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah
sekitar 1,8-2 meter. Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar
satu meter untuk Operator’s Zone dan Static Zone, oleh karena itu
jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding belakang atau Dental
Cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 meter; sementara jarak antara
ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan minimal 0,5 meter. Dental
Unit umumnya memiliki lebar 0,9 meter, bila Tray dalam kondisi
terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 meter. Jarak dari tiap sisi
minimal 0,8 meter untuk pergerakan di Operator’s Zone dan Asistant’s
Zone. Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang
akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini
tidak akan terliha oleh pasien dan terletak dianatara Operator’s Zone dan
Assistant Zone sehingga baik doktergigi maupun perawat gigi akan dengan
mudah mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan. Alat besar
terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet sebagai tempat
penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk buffet setengah
badan seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 meter. Bila hanya
satu sisi, lemari ini ditempatkan di Static Zone, sedangkan bila
berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s Zone.
Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan
untuk menempatkannya.
KESIMPULAN
Cedera yang
berulang sedag mengalami perkembangan dalam bidang kedokteran gigi. Banyak dokter gigi dan
perawat gigi telah
didiagnosa dengan WMSDs, dan mayoritas telah mengalami beberapa jenis nyeri otot
di bahu dan leher, tangan dan pergelangan tangan, punggung bawah, atau lengan
bawah dan siku.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak kegiatan perawatan gigi pada pengembangan syaraf dan patologi
otot, yang akan mencegah keterbatasan dokter gigi dan perawat gigi dalam penyediak\an kualitas pelayanan tertinggi yang dapat mengancam karir profesional mereka.
Sementara itu, semua dokter gigi dan perawat gigi harus
menyadari pentingnya mengikuti
prinsip-prinsip ergonomis yang tepat. Sehingga masalah ini dapat dihindari dengan meningkatkan
kesadaran akan postur digunakan selama bekerja, mendesain ulang workstation
untuk mendapatkan posisi netral, meneliti dampak penggunaan instrumen pada
nyeri ekstremitas atas, dan mengikuti praktik kerja yang sehat untuk mengurangi
stres perawatan gigi pada tubuh praktisi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/47652793/bahan-tutorial-ayung.html
http://www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDF
http://www.alat-kedokteran-gigi.com/news/2/PENGEMBANGAN-DAN-PENERAPAN-PRINSIP-makna-dari
ergonomis-KEDOKTERAN-GIGI.html
resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/Desain%20Tata%20Letak%20Penempatan%
20Alat%20Kedokteran%20Gigi.pdf
http://www.pinginpintar.com/sekilas-tentang-ergonomi.html
http://www.tmj.ro/article.php?art=9932424586124484
http://www.ada.org/prof/prac/wellness/ergonomics_paper.pdf
http://www.dentistrytoday.com/ergonomics/1112
http://www.optergo.com/images/Ergonomic_req_april2007.pdf
http://www.ispub.com/journal/the-internet-journal-of-occupational-health/volume-1-number-1/ergonomics-in-dentistry-and-the-prevention-of-musculoskeletal-disorders-in-dentists.html
http://www.cda.org/Library/cda_member/pubs/journal/jour0202/ergonomic.html
sangat membantu untuk referensi, cuman gambarnya gk keliatan. terima kasih
BalasHapus